Kamis, 23 Agustus 2018

Kartu Ujian

"tau gak, aku habis kena hukum gara-gara ini!" adunya ketika jam istirahat. Ia menunjukkan kartu ujian diniyah kepadaku.

"lhah kok bisa?"

"ya aku lupa bawa. Ketinggalan di kamar. Dan akhirnya aku disuruh ngerjain di depan sendiri." Ia tampak menerawang kejadian tadi semalam. Aku terkekeh.

"ya salah sendiri gak dibawa. Klo ujian itu, kartu ujian harus dibawa. Ntr dikira kamu ilegal." balasku dengan bibir yang masih menyisakan senyum.

Tiba-tiba ia menyodorkan kartu ujiannya padaku. Aku bingung.
"lhoh, kok dikasihin aku?"
"iya, bawa aja."
"kenapa?"
"biar aku kena hukum lagi." Ia menjawab dengan wajah datar.

Aku menepuk dahiku pelan. 🤦🏻‍♀


0 komentar:

Rabu, 15 Agustus 2018

Gelang Karet

Saat itu, dia datang memakai karet gelang hijau dan merah di tangannya.

"ih, cowok masa pake gelang. Gelang karet lagi," cibirku dengan  memasang wajah jijik.

Dia terkekeh sebentar sebelum kemudian melepas 'gelang'nya. Aku lega karena dia sadar kalau 'pemandangan' tangannya akan terlihat aneh dibanding ketika memakai jam tangan.
Tapi, tanpa kusangka ia malah menyodorkan karet berwarna hijau kepadaku.
"kesukaanmu, warna hijau kan?" ucapnya. Sedangkan aku menatap bingung.

"maksud kamu, aku musti pake ini gitu?"

Dia mengangguk.

Aku ragu untuk menerima, tapi ia jelas tidak mau penolakan. Akhirnya, kuambil juga karet hijau itu dan memakainua di tangan kiriku. Sedangkan ia memakai yang berwarna merah.

"besok, kamu bawain aku yang warna ijo. Aku bawain kamu yang warna merah." bilangnya.

"trus, buat apa?"

"ya kita pake. Kalo karetku putus, kamu yang ganti. Klo karetmu yang putus, aku yang ganti."

Aku menelan ludah. Serius? Pake gelang kareet?!?!

Besoknya, aku benar-benar membawakannya karet gelang yang kudapat dari pembungkus nasi, begitupun dengannya. Lalu aturan pemakaian karet gelangpun terus berlanjut.


0 komentar: