Dry...
Rasa ini, tak seharusnya ada kan dry?
Pasti haidar kesulitan buat ngadepin aku.😞
Dry...
Aku yakin kamu sering denger aku berujar untuk mengabaikan rasa ini kan dry?? Dan sesering itu pula aku membelakangi ucapanku kembali...
Dry...
Aku khawatir rasa ini semakin dalam, dan akan menyisakan lubang di relungku. Sudah cukup fatih yang pernah menggoresku, dan aku gak mau haidar menjadi orang kedua yang menancapkan pakunya di pagar nuraniku.
Rasa khawatir itu ada karena kamu tidak percaya.
Itu yang pernah kubaca di suatu tempat. Dry... kesalahanku terbesarku adalah memiliki rasa ini. Dan kesalahanku yang lain adalah perasaanku juga. Perasaan egois yang kuartikan sendiri... dugaan egois tentang rasanya.
Jika saja haidar memang memiliki rasa seperti dugaan egoisku, dan aku mengetahuinya, tentu saja aku tak akan khawatir. Tapi berbeda jika aku bahkan tak tau apa yg sebenernya ia rasakan.
Cemburu?
Punya hak apa aku cemburu?
Untuk orang yang telah menyakiti banyak orang, aku tak berhak cemburu.
Saat aku dekat dengan haidar dulu, aku tak tau berapa banyak hati yang telah kusakiti. Faizah? Risma? Fatih? Dan mungkin mereka yang tak kuketahui. Dan tiap kali aku membaca rintihan mereka dari tulisan mereka, seakan tulisan mereka juga menyakitiku.
Dan rasa bersalah itu masih menghantuiku.
Dry.....
Apa yang seharusnya kulakukan?
Aku tak mau menyakiti hati yang lain lagi hanya karena perasaan egoisku pada haidar...
Aku bahkan tak bisa membayangkan bagaimana haidar jika mengetahui rasa ini. Meskipun aku tau ia sudah menyadarinya. Dan karena itu pula aku menyamarkan air mataku beberapa hari ini.
Aku khawatir haidar berubah, aku khawatir kedekatan kita berjarak, aku khawatir...
Dry...
Aku bahkan bukan orang yang pandai mengatasi rasaku sendiri.
0 komentar: