Kamis, 12 Januari 2017

Surga Tidak Bisa diBeli dengan Ibadah

            Bel jamaah maghrib sudah berbunyi saat nafa masih terpekur di depan Al-Qurannya. Rasanya ia seperti menghadapi kecemburuan yang dahsyat dari ayat-ayat yang terukir indah di setiap lembar mushafnya. Seakan ia berbisik, “ini balasanmu karena kemarin jarang menghiraukanku dan sibuk menghiraukan hal lain.”
            Nafa menghela nafa dalam. Ia mengakui ini salahnya. Dua minggu di rumah membuatnya jarang menyapa mushafnya kecuali setelah maghrib dan subuh. Itupun ‘kencan’ yang mereka lakukan tidak selama biasanya.
            Pantas saja kamu cemburu.
            Batin nafa dalam hati. Sekarang ia mempunyai misi, yaitu meredakan amarahnya secepat mungkin sebelum ia benar-benar ditinggalkan.
            “Nafa, gak lupa kan kalau sekarang waktunya pujian?” tegur sebuah suara di depan pintu kamarnya. Sejenak nafa terdiam seraya mengerutkan keningnya, sebelum kemudian ia menepuk dahinya pelan.
            “istaghfirurobbakum! Maaf, lupa…hehehe.” Nafa memamerkan deretan giginya dan langsung melompat mengambil sajadah dan bergegas ke musholla.
            Di musholla masih sepi kecuali satu orang yang tengah menata rak tempat Al-Qur’an dan kitab di pojok musholla. Sarah.
            “waktunya pujian ya?” sapa sarah saat melihat kedatangan nafa yang tergopoh-gopoh.
            “iya. Hehe” untuk kesekian kalinya nafa memamerkan deretan giginya yang tidak rata. Sepertinya nafa berbakat menjadi model iklan salah satu pasta gigi.
            “silahkan nafa. Yang serius ya… jangan sambil ketawa.” Ujar sarah sambil menggantungkan sapu lidi di tembok belakang.
            “siap!” nafa mengangkat jari jempolnya seraya mengerlingkan matanya yang membuat sarah langsung tergelak. “oh iya, nanti setoran sama siapa sarah? Kamu apa ustadz?” Yah, bisa dibilang sarah adalah santri yang istimewa. Selain ia memiliki hafalan yang paling banyak di sini –sepertinya sih dia sudah selesai- , sarah tidak pernah absen tahajud, dhuha dan jamaah. Bahkan puasapun ia ‘daud’. Jika yang lain masih sering macet di tengah ayat, sepertinya tidak ada kamus macet di hafalan sarah. Jadi juz keberapapun yang harus ia baca saat menjadi imam, ia tidak pernah berhenti. Pernah ketika ramadhan, ia menggantikan ustadz menjadi imam sholat tarawih. Karena target ma’had sebulan khatam, jadilah setiap tarawih satu juz. Mungkin karena itulah ustadz mempercayainya sebagai badal penerima setoran apabila beliau berhalangan. Diam-diam sebenarnya nafa iri dengan sarah. Ia ingin memiliki keistiqomahan seperti sarah.
            “sama ustadz ya. Kan ustadz ada.” Jawab sarah dengan tersenyum. Padahal nafa berharap setoran ke sarah karena akibat kecemburuan mushafnya, satu halaman yang ia siapkan belum jadi.
            “okelah.” Sahut nafa dengan membikin lingkaran dari jari jempol dan telunjuknya.
###
            “barang siapa yang anaknya membaca dan mengamalkan ayat Al-Qur’an, maka orang tuanya diberikan kedudukan dengan makhkota yang cahayanya melebihi cahaya matahari. Lha wong orang tuanya aja diberikan kedudukan seperti itu, apalagi anaknya yang mengamalkan?” terang ustadz nafa saat menerangkan salah satu hadits di dalam kitab ‘At-Tibyan’ sebagai pengisi liburan kuliah.
            Yah, sebenarnya liburan kuliah merupakan hari merdekanya anak kuliah. Tidak seperti liburan sekolah yang paling lama dua minggu, liburan kuliah bisa sampai sebulan lebih. Bahkan ada yang dua bulan.
            “daripada kalian di rumah makan tidur aja, lebih baik di pondok ngopeni Al-Qur’annya” begitulah nasihat ustadz sebelum pulangan kemaren.
            “orang yang menghafal Al-Qur’an memiliki 10 tiket ke surga untuk orang yang dijamin masuk neraka. Misalnya nih kalian punya saudara yang dosanya sangat banyak dan dijamin masuk neraka, orang yang menghafal Al-Quran dapat memberikan syafaat pada kerabat tersebut. Dan jika dia penghafal juga mengamalkan juga, maka ia dapat memberikan syafaat kepada siapapun yang ia inginkan. Karena itu, kalau bisa kita dekat-dekat dengan kyai sepuh-sepuh. Karena beliau-beliau sudah tidak memikirkan dunia lagi. Siapa tau kita nanti bisa dibantu beliau juga.”
            Diam-diam nafa mencolek sarah yang duduk di sampingnya.
            “sarah, besok ingat aku ya pas di akhirat. Yang kalau setoran nakal sendiri.” Celetuk nafa yang langsung membuat sarah membulatkan matanya.
            “masyaallah. Aku gak termasuk naf.” Sergah sarah spontan. Kalau kamu bilang gak bisa, apalagi aku? Nafa tertawa miris di dalam hati.
            “masuk surga itu murni karena rahmat Allah, bukan karena amal kita.”
            Deg. Nafa langsung terdiam saat mendengar penjelasan ustadznya. Lha kalau tidak karena amal terus karena apa coba?terus apa gunanya amal kita kalau ternyata amal kita tidak mempengaruhi?
            “karena sejatinya amal baik itu dari Allah. Misalnya orang yang menghafal Al-Quran tidak akan bisa menjadi penghafal kalau dia tidak dipilih oleh Allah. Jadi bersyukurlah karena kita sudah dipilih oleh Allah untuk menjaga kalam-Nya. Al kisah ada seorang sahabat pada zaman nabi musa dulu merupakan ahli ibadah. Jadi hidupnya selalu dibuat beribadah sampai dia tidak menikah karena khawatir mempengaruhi ibadahnya. Suatu hari ia sowan kepada nabi musa dan berkata ‘wahai nabi musa. Tolong tanyakan pada Allah, di surga nanti saya ada di lantai berapa’. Karena nabi musa menerima langsung firman dari Allah seperti dalam ayat yang gimana bunyinya?”
            “wa kallamallahu musa taklimaa” sahut sarah yang tentu saja membuat nafa yang berada di sampingnya takjub.
            “ahsanti. Jadi nabi musa bertanya pada Allah. ‘ya Allah, ini ummatku ada yang hidupnya dihabiskan dengan beribadah. Bahkan dia tidak menikah karena ingin terus beribadah kepada-Mu. Kira-kira di surga dia ini di lantai berapa ya?’ kira-kira begitulah nabi musa nanyanya.” Semua santri tertawa mendengar gaya bercerita sang ustadz yang seperi teaterikal, tak terkecuali nafa.
            “kemudian Allah menjawab ‘oh, dia ini ada di neraka paling bawah musa’. Nabi musa kaget mendengar jawaban Allah, ‘lhoh, ini seriusan ya Allah? dia gak pernah ninggalin ibadah kepada-Mu ya Allah’. ‘iya, neraka bawah sendiri’. Akhirnya nabi Musa menyampaikan pada umat beliau yang ahli ibadah tersebut. ‘ya fulan, kata Allah kamu berada di neraka paling bawah’. Seketika si fulan ini menangis tersedu-sedu dan berdoa kepada Allah. ‘Ya Allah, jika memang aku Engkau tempatkan di neraka paling bawah, jadikanlah hamba menjadi beesar hingga menutupi pintu neraka agar ummat nabi musa yang bahkan tidak pernah ibadah tidak bisa memasuki pintu neraka’. Dan karena doa si fulan tersebut, Allah memasukkannya ke dalam surga.”
            Nafa menghela nafas dalam. Banyak hal yang kini berkecamuk di pikirannya.
            “jadi surga tidak bisa dibeli dengan ibadah. Gak mesti orang yang ahli ibadah selalu masuk surga dan orang yang tidak pernah beribadah berarti calon penghuni neraka. Pernah dengar kisahnya kyai basesoh?” serentak samua santri menjawab tidak. Ada yang berbisik-bisik menebak kira-kira kisah yang mana?
            “kisah yang mabuk itu gak sarah?” tanya nafa pada sarah. Kalau menyangkut tentang cerita, nafa termasuk salah satu penggemarnya. Karena itu, ia sangat suka mendengarkan cerita, membaca cerita, dan menceritakan cerita. Diam-diam ia bersyukur dengan ‘bakat’ cerewetnya.
            “sudah tau kayaknya ya? Cerita terkenal ini.” sela ustadz.
            “belum ustadz….” Jawab yang lain seraya melemparkan tatapan tajam pada nafa seakan berbicara ‘diamlaah. Biar waktu kita habis untuk bercerita’. Yah, nafa hafal betul dengan perasaan teeman-temannya.
            “ya udah. Tak ceritain lagi ya. Jadi kyai basesoh ini adalah kyai yang sangat ‘alim dan terkenal. Bahkan murid-murid beliau dikatakan bisa terbang dan menjadi kyai-kyai besar juga. Suatu saat Allah memberikan cobaan pada kyai basesoh. Karena yang di uji adalah kyai yang hebat, jinnya juga harus hebat juga ini… si iblis ini menyamar menjadi manusia dan menjadi santri kyai basesoh. Ketika menjadi santri, si iblis ini di dalam masjid terus gak pernah keluar. Jadi kyai basesoh penasaran dan mendatangi si santri tersebut dan bertanya. ‘wahai santriku, gimana kamu kok bisa kuat berdzikir terus di dalam masjid, gak makan, gak minum, gak tidur. Saya saja masih butuh makan, minum kadang juga ngantuk. Beritau saya rahasiamu.’ Namanya iblis, ya tentu aja kuat ya sampai mau nyamain malaikat. Akhirnya si iblis ini berkata ‘saya bisa seperti ini karena saya dulu pernah ngelakuin dosa pak kyai. Kan beda ibadahnya orang yang sudah pernah melakukan dosa sama orang yang belum pernah melakukan dosa’. Wah, pinter ya si iblis ini?”
            Karena terlalu serius mendengarkan cerita, nafa hanya menarik kedua ujung bibirnya ke atas. Getir.
            “setelah itu kyai basesoh bertanya dosa besar apa yang pernah dilakukan oleh si iblis yang dikira kyai basesoh sebagai santri beliau tersebut. ‘itu kyai, saya pernah membunuh orang’. lalu kyai basesoh menjawab ‘wah, jangan membunuh lah. Itu kan mendzolimi orang lain’. ‘saya juga pernah berzinah kyai’. ‘ya jangan berzinah’. ‘bagaimana kalau minum khomr?’ tanya si iblis. ‘okelah kalau minum khomr. Itukan mudhorotnya untuk saya sendiri’. Akhirnya kyai basesoh minum khomr di dalam kamarnya. Dan saat itulah si iblis beraksi dengan berangkat kepada raja yang putrinya sedang sakit. Ia berkata kalau ada kyai yang bisa menyembuhkan putri raja tersebut. Saat itu kyai basesoh dalam keadaan mabuk dan iblis memasukkan putri raja tersebut ke dalam kamar kyai basesoh. Namanya orang mabuk ya tidak ingat apa-apa ya, dan akhirnya putri tersebut di zinahi oleh kyai basesoh. Dan setelah sadar, kyai basesoh ketakutan dan akhirnya putri tersebut di bunuh juga. Si iblis yang mengetahui perangkapnya berhasil, ia mengadu kepada raja bahwa putrinya tidak diobati malah dibunuh. Sang raja marah dan memerintahkan pasukannya untuk menangkap kyai basesoh dan memeenggalnya. Sebelum pemenggalan kyai basesoh menyesal dan ingin bertobat pada Allah, tapi tidak bisa jika dia masih dalam keadaan terikat seperti ini. Jadi dia meminta iblis untuk menyelamatkannya agar ia bisa bertaubat. ‘saya bisa menyelamatkanmu kyai, tapi kamu harus mengakui kalau Allah itu adalah hamba dan aku adalah Tuhanmu’. Karena tidak mempunyai lain agar beliau bisa lepas dari ikatan tersebut, akhirnya kyai basesoh menuruti iblis dan seketika itu algojo memenggal kepalanya. Kyai basesoh meninggal dalam keadaan kufur. Na’udzubillahimindzalik.”
            “banyak kisah-kisah seperti itu. Hal yang sepertinya remeh ternyata bisa jadi murka atau kasih sayang Allah. Pernah dengar Imam Ghozali pengarang kitab ihya’ ulumuddin? Beliau merupakan orang yang mulia kan? Di surganya Allah, Imam Ghozali diberikan singgahsana di sana. Ternyata yang menjadikannya mulia bukan karena kitab-kitab yang beliau karang atau karena beliau ahli ibadah. Tapi karena ketika beliau mengarang kitab, ada sseekor lalat yang meminum tintanya dan beliau membiarkan lalat tersebut minum. Hal sederhana tersebutlah yang diterima oleh Allah. Dan juga pernah dengar cerita pelacur yang masuk surga karena memberi minum seekor anjing? Hingga akhirnya pelacur tersebut meninggal karena kehausan?”
            “kita tidak tau amal kita manakah yang diterima oleh Allah. Jadi jangan mentang-mentang yang ibadahnya banyak berikir ‘saya pasti masuk surga nih’dan meremehkan yang ibadahnya jarang. Siapa tau Rahmat Allah diberikan kepada siapa. Karena itu surga tidak bisa dibeli dengan ibadah. Masuk surga itu murni Rahmat Allah. wallahua’lam.”
###
            Nafa termenung di dalam kamarnya. Surga tidak bisa dibeli dengan ibadah. Yah, bukankah sejatinya manusia dan jin memang diciptakan untuk beribadah? Berarti ibadah memang tanggung jawab manusia. Jika tidak beribadah, kok cek ngelamake udah diciptain malah nuntut minta masukin surga karena udah beribadah yang memang udah seharusnya dilakukan. Lucu ya?
            Nafa juga pernah menemukan ayat yang artinya sesungguhnya segala sesuatu yang baik itu dari Allah dan sesuatu yang buruk itu karena kesalahan manusia sendiri.
            Lha kene iki sopo njalok gusti Allah nglebokno kene nang surgo?
            Sejenak nafa melirik mushaf yang berada di dekapannya. Di akhirat nanti, kamu mau membantuku kan?
###

Ya Allah biha Ya Allah biha Ya Allah bihusnil khotimah


an120117

Ilmu dari ust. H. Muhammad Maliku Fajri Shobah, Lc
(haamilul (Hafidzul) Quran dan pengasuh Ma'had Hufadz Bilingual Darul Hikmah)

0 komentar: