Bingungin Diri Sendiri
Aku, mungkin salah satu orang yang bingung dengan dirinya
sendiri. Terkadang, aku benar-benar tak tau apa yang sebenarnya kuinginkan. Bukannya
tidak ada, tapi karena banyaknya hal yang mencuat di kepalaku, malah membuatku
menjadi bingung dan akhirnya tak melakukan apapun.
Seperti saat ini.
Aku selalu mengakui diriku sendiri dengan bangga, kalau aku
suka membaca dan menulis. Namun anehnya, selama sebulan terakhir aku hanya
merampungkan dua buku dan hanya menulis beberapa cerpen yang kebanyakan tidak
selesai. Bahkan naskah novel yang kugadang-gadang harus masuk mayor, malah
meringkuk dengan sadis di desktop. Pas jalan, kepikiran ceritanya. Tapi pas
ngadep laptop, lha kok malah terhenti di tengah-tengah? Jadinya milih buka file
yang lain, kali aja kalo ganti file bisa ganti mood juga. Eh, nasibnya malah
sama. Halaman gak nambah, malah tambah pusing karena gak ada yang ditulis. Padahal
pas di jalan tadi udah kepikiran tuh, gini, gini, gini, tapi? Ya sudah,
akhirnya menyerah lalu meratapi diri sendiri sambil refresh youtube, klik video
apa saja. Tapi ya, gitu, kosong nontonnya, pokok muter.
Aku mulai kehilangan alasan. Kenapa aku menulis? Untuk apa
aku menulis? Aku jadi kagum pada diriku sendiri yang dulu. Bisa gitu rutin
nulis padahal proposal dan laporan ditagih ngalor-ngidul. Yah, meskipun dulu
masih kekanak-kanakan, tapi semangatnya perlu diapresiasi. Lha sekarang,
pikiran –mungkin- sedikit lebih dewasa tapi nulis malah makin jarang. Terlalu banyak
mikir efek tulisanku nanti gimana. Hadeeeh.
Bener emang kata di buku hasil tulisan orang-orang sukses
itu. Jika ingin berbicara tentang impian, berpikirlah layaknya anak kecil. Mereka
yang berusaha sekeras mungkin untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan
meskipun harus menangis hingga mengudang omelan tetangga.
Padahal, hanya sepersekian kecil dari otak manusia yang
berfungsi, namun bingungnya udah serasa mikirin se-dunia aja. Manusia, manusia.
Terkadang jadi heran juga. Lha wong mikirin diri sendiri aja bingungnya
udah kayak gini, kok ‘hebat’ sekali ya mereka yang juga mikirin hidup orang
lain? Salut deh. Jempol banget!
Jadi, inti dari tulisan ini? tidak ada. Hanya perkecamukan
agar aku menulis. Agar hatiku lebih lega setelah berkata, “tenang saja An.
Mesipun naskahmu tidak selesai-selesai, setidaknya kau menghasilkan satu
tulisan tidak jelas untuk hari ini.”
~snj