Untuk Siapa?
Lebih baik dikecewakan daripada
mengecewakan.
Setidaknya itulah pilihan yang akan kuambil jika diminta
untuk memilih.
Dibandingkan menyakiti, aku lebih memilih untuk disakiti.
Kenapa? Entahlah, aku juga tak tau.
Aku memutar kepalaku, mencari-cari alasan kenapa aku selalu
memilih pilihan yang seakan menyakiti diriku. Ketika melihat orang lain merebut
kursi orang lain agar bisa duduk, aku memilih untuk tetap berdiri. Ketika orang
lain berpesta membicarakan cacat orang lain, aku memilih untuk berdiam diri,
sekalipun yang mereka bicarakan adalah diriku. Mungkin bagi sebagian orang aku
adalah tipikal perempuan bermental korban karena tak berani membela diri
sendiri. Namun jika aku melontarkan pembelaan hanya demi membenarkan diriku,
untuk apa? Jika aku bersaing kursi hanya agar bisa duduk nyaman setelah
mendorong yang lain, untuk apa?
Kenapa, mengapa dan untuk apa. Jika jawaban pertanyaan itu
tidak bermuara pada Sang Maha, untuk siapa?
Yang
masih terus bertanya,
~snj
0 komentar: