Senin, 17 Oktober 2016

Ajak Aku ke Duniamu. (Ayo...)

Percakapan 1
"Anna, bawa aku donk... " pinta si A.
"Ha? Kemana?" jujur, aku gak ngerti apa yang dia maksudkan.
"Ke dunia ceria kamu"
Whaaaat!!!!๐Ÿ˜ฑ
Dia gak seriusan kan?

Percakapan 2
"mbak Anna, aku pengen bisa kayak sampean." ujar si B
"Ha? Apanya?" tanyaku.
"Sampean itu kalau ngadepin sesuatu santaaai banget gitu mbak. Serasa gak ada beban."
"Lhoh, jangan. Jalan sesat entar." jawabku dan terkekeh.
Santai dan nyantaiin itu beda lhooo.... ๐Ÿ˜…
Percakapan 3
"Pas kamu cerita lucu, bukan ceritanya yang bikin lucu. Tapi kamu." tukas si C
Siiip. Gimana klo aku jadi badut aja? ๐Ÿ™‹

Percakapan 4
"Hebat. Kamu tegar An." celetuk D
"Apanya?" please deh. Itu pas lagi makan-makan tiba-tiba bilang gitu.
"Gak papa. Aku salut sama kamu... Padahal banyak hal yang kamu sembunyikan."
Yaps. Banyak hal yang disembunyiin emang... Mau main petak umpet?๐Ÿ’ƒ

Percakapan 5
"Kamu tau kapan harus bersikap. Kadang kamu manja, kadang kamu dewasa." ucap si E

Aduh, kayaknya kebanyakan percakapan deh.
Jadi yang mau kusampaiin di sini, trimakasih karna mau repot-repot merhatiin aku. Eak, ke-PD.an.๐Ÿ˜„

Teman-teman, kita semua sama kok. Setiap orang pasti punya masalah yang kadang mengikis senyum dari bibir kita... (Sok puitis! ). Hanya saja kita punya satu perbedaan.

Topengku lebih tebal dari kalian.☺

Karna kebahagiaan sejati itu bukan karna senyum kita. Tapi saat kita membuat orang lain tersenyum karna kita.

Ada yang pernah denger kalau 'air mata adalah senjatanya perempuan?'??
Wanita dirumahku bilang (ibu maksudnya...), "air mata itu bukan senjata. Tapi kelemahan."
Saat berperang, apa ada petarung yang mau kelemahannya diketahui? Nah, begitupun dengan kehidupan kita. Kita sedang bertarung lho braaaaaiiiis... Jangan biarkan dunia melihat air matamu.๐Ÿ˜Ž

Kalau nangisnya di depan orang, dia akan mengusap air matamu sampe kering.
Tapi kalau nangisnya di depan Tuhan, dia akan menampung air matamu dan menjadikannya kolam untukmu berenang nanti. (Tenang aja. Yang belum bisa renang, nanti bakal langsung bisa tanpa kursus kok!).

"Meskipun aku melihat dengan jelas dari matamu, aku akan pura-pura tidak tau agar kamu tetap bisa memperlihatkan senyummu. Aku hanya tidak ingin kamu menangis untuk orang lain, saat ada orang yang selalu ingin melihatmu tersenyum". (Noname deh.)

Yuk, bareng-bareng jaga senyum kita. Hati boleh menangis, tapi senyum gak boleh hilang... (Biar aku ada temennya... Hehehe).

#smileforeveryday

0 komentar:

Sabtu, 15 Oktober 2016

15 Oktober 2016 (17.25 WIB)

"Pulang sekarang aja" sahut ayah dari balik telephon.
Waah, bagaimana mungkin ayah menyuruhku pulang saat apa yang ingin kuurusi di sini belum selesai? DisiniBahkan di sini itu bukan tempat yang asing. Aku sudah pernah berada di sini selama 6 tahun. Yah, di sini yang kumaksud adalah tempat kedua aku tumbuh menjadi seperti ini. Pondok.

"Kalau pulang itu ya ngehabisin waktunya di rumah, sama keluarga. Bukan di pondok."

Aku menghela nafas panjang. Yah, aku memang pulang jika ada banyak alasan yang mengharuskanku pulang. Perjalanan dari Malang ke Pasuruan bukanlah perjalanan yang singkat, dan meninggalkan Malang bagiku seperti meninggalkan tanggung jawab yang belum kuselesaikan. Karna itu, aku tak bisa pulang kapanpun aku ingin.

"Gak bisa ayaaah... Anna masih belum ketemu teman-teman Anna. Dan apa yang ingin anna sampaikan pada mereka belum tersampaikan... " jelasku.

"Titipin aja. Beres kan? Udah. Pulang sekarang aja." paksa ayah.

Ayah kenapa sih? Batinku.
"Gak bisa ayah... Anna ke sini biar ketemu teman-teman. Ngapain anna ke sini kalau gak ketemu mereka?"
Cetusku dengan nada yang sedikit lebih tinggi. Apa salahnya aku di pondok? Toh, aku gak ke pantai, ke gunung atau ke tempat manapun yang kata ayah bisa membahayakanku. Aku bahkan tidak mengendarai motor sendiri. Dan lagi aku juga bakalan pulang ke rumah. Tapi tidak sekarang. Tidak sebelum urusan-urusanku di sini selesai. Ayolaaah, sampai kapan aku terus di-dikte?

"Ya udah. Ntar Anna dijemput sore aja ya sama ayah..." suara lembut ibu menenangkanku. Meskipun sebenarnya aku tak bisa menyembunyikan bibir manyunku.

###

Menyimpulkan sesuatu dengan kepala yang masih mendidih adalah kesalahan yang fatal. Itulah yang aku lakukan tadi.

Saat kepalaku dingin, aku baru mengerti apa yang sebenarnya dimaksudkan ayah.
"Pulang sekarang aja!" ayah kangen...
"Pulang itu ngehabisin waktunya sama keluarga, bukan di pondok" ayah ingin menghabiskan waktu dengan Anna...
"Udah. Titipin aja. Bereskan?" Agar ada lebih banyak waktu berbicara sebelum Anna kembali.

Yah. Sepertinya ayahku memiliki hukum, KASIH SAYANG=PROTEKTIF. Yang artinya semakin protektif, maka semakin besar pula kasih sayangnya. Dan mengingat bagaimana cara ayah mengikatku, memegang tanganku, mengawasi gerikku hingga aku merasa ada tali yang dipasang dileherku, ternyata aku sering mengabaikan alasan di balik semua itu.

Trimakasih untuk semuanya ayah.
Maaf, jika aku terlalu bodoh untuk memahami setiap kasih yang tak pernah bisa kau katakan secara langsung.

Aku jadi berpikir, apakah semua lelaki memang sulit untuk mengatakan apa yang sebenarnya mereka rasakan?

0 komentar:

Sabtu, 08 Oktober 2016

Harapan

Harapan.

Aku yakin setiap orang pasti punya harapan yang ingin mereka capai nantinya. Termasuk juga aku.

Memiliki harapan adalah sebuah keharusan. Karena bagaimanapun juga, harapan yang membuat kita tetap bertahan, harapan juga yang membuat kita tetap berjalan, dan harapan yang membuat kita tak menyerah.

Harapanku? Aku punya list daftar harapan yang ingin kucapai. Dan sebisa mungkin langkah ini kugerakkan mendekati harapan-harapanku. Namun aku sering melalaikan satu hal. Ini bukan tentang aku saja. Ini tentang aku dan mereka yang kusayangi.

"Kamu adalah harapan ayah dan ibu. Kamu juga harapan adik-adikmu"
Kalimat itu yang selalu membuatku tak bisa berhenti meskipun aku ingin menyerah.

Mendengar harapan orang tuaku, aku menyalahkan diriku sendiri karena harapanku padamu.

Selayaknya aku menjaga harapan orang tuaku, apakah mungkin kamu menjaga harapanku?

0 komentar:

Sabtu, 01 Oktober 2016

Topiknya sih 'Hujan'

Hujan ya?
Waaah. Biasanya suasana kayak gini ini yang bikin seorang -yang ngaku- penulis mulai menarikan jemarinya di atas lembaran. Eak.๐Ÿ˜„

Ah, hujan turun lagi
Gantikan derai yang seharusnya kutanggung sendiri
Ramaikan kisah yang seharusnya kusimpan sendiri
Dan mungkin dia juga telah semarakkan rinduku ke seluruh penghuni bumi

Nah. Gimana? Nyesek gak dengernya? Tapi, gimana kalau gini

Ah, hujan turun lagi
Dendangkan iramanya bersama bumi
Menawarkan senyumnya pada bunga melati
Dan sepertinya tetesannya berlomba menyentuh kakiku berdiri

Gimana? Beda kan?๐Ÿ˜‰
Yaps. Itu emang kelemahannya seorang -yang ngaku- penulis kok. Gak ada yang sederhana bagi mereka. Mereka yakin, sesuatu yang sederhana adalah hal yang menarik perhatian. Gak ada hal kecil bagi mereka. Mereka yakin, hal yang kecil adalah hal yang seharusnya menyita mata. Gak hal yang biasa bagi mereka. Mereka yakin, hal yang biasa akan menjadi tanpa batas di bawah kata-kata. ๐Ÿ˜‰
Satu hal, mereka memang dituntut untuk emosional dan membuat orang emosional. Iya gak temen temen yang suka nulis?๐Ÿ˜™

Bagi mereka-aku terkhususnya-, menulis itu bukan untuk dapet like banyak, bukan untuk nyindir seseorang, bukan untuk merayu calon atau yang udah punya pasangan. Tapi bagi kami, menulis itu kebutuhan. Saat menulis, mungkin tidak semuanya mendapat jawaban tapi kami mendapatkan hati yang lebih lapang. Seperti habis lari 1 km, trus minum air putih sambil selonjoran di pinggir lapangan gitu deh rasanya. Ditemeni semilir angin lagi .๐Ÿ˜†


Sebenernya tidak ada yang namanya penulis sama pembaca. Kita sama sama penulis, penulis kisah dalam kehidupan kita. Iya gak? ๐Ÿ˜˜
Jadi gak ada tuh tuntutan kalo kamu bisa nulis gini, nulis gitu, nulis gono baru bisa dikatakan penulis. Enggak tuh.
Sebenarnya ceritanya orang yang suka nulis itu sama kayak yang lain. Hanya saja, dia punya sudut pandang yang berbeda. Kutegasin lagi, SUDUT PANDANG. Karna itu, orang yang suka nulis itu terkadang punya keanehan dalam memandang sesuatu. Jadi maafin ya kalau tiba-tiba saja saya ngomongnya aneh dan gak bisa difahami. ๐Ÿ˜

Oh iya. Mau tau arti hujan selain air mata dan kenangan?

Orkestra!!!๐Ÿ˜๐ŸŽŠ๐ŸŽ‰๐ŸŽ‹๐Ÿ”‰๐Ÿ”Š๐ŸŽน๐ŸŽป๐ŸŽบ๐ŸŽท๐ŸŽธ๐ŸŽบ๐ŸŽน๐ŸŽถ๐ŸŽต๐ŸŽผ๐ŸŽค

0 komentar: