Sabtu, 14 Juli 2018

SURPRISE TERBAIK





Sekitar jam 7 WIB

.Dad

            Begitulah nama yang muncul di layar hapeku. Kuangkat,

            “Assalamualaikum?”

            “wa’alaikumsalam. Anna yo opo?” suara ibu.

            “napane buk? Hehehe”

            “penelitian,”

            Mendengar kata penelitian, langsunglah cerita mengalir lagi dengan sendirinya. Padahal kemarin aku sudah menceritakannya, tapi entah kenapa aku bercerita kembali. Ah, semoga saja ‘dia’ yang nanti bersamaku tidak akan bosan mendengarkan ceritaku meskipun sudah kuulang berkali-kali. Bukankah suatu hal yang sangat membahagiakan dan menyedihkan kerap kali kita ceritakan berulang-ulang?

            “berarti dino iki Anna lapo?” tanya ibu.

            “balas dendam buk. Kulo mboten kajenge medal kamar pokoke!

            Yaps! Hari-hari kemarin dari pagi sampe ashar di kampus, trus langsung meroket ke TPQ sampe maghrib. Jadi hari libur adalah pembalasanku untuk tidak melakukan apapun.

            Ibuk tertawa. “iyo wes, minggu mene sido mole kan?

            “engge buk,” Adikku ada acara di sekolah, aku harus pulang. Aku tak mau ketinggalan momen penting dari keluarga. Setelah itu telphon ditutup.

           

Sekitar jam 10 WIB

            .Dad

            Ibuk telphon lagi? ada apa?

            “assalamualaikum, Anna?”

            “ayah? Wonten nopo?” ternyata ayah. Memang sih, ayah dan ibu hanya menggunakan nomor ayah jika menelponku karena nomor ibu jarang sekali di isi pulsa.

            “yo opo penelitiane?”

            “kulo pon cerios teng ibuk…”

            “ayah yo pengen ngrungokno teko Anna,”

            Aku tertawa kecil. Lalu akupun bercerita kembali.

            “yo wes, suwon ya Anna. Ati-ati, Assalamualaikum,” pamit ayah.


Sekitar jam setengah 2 WIB.

            .Dad

            Telphon lagi??

            “anna?”

            “ngge ayah?”

            “opo warung sing ndek mburine UIN sing enak  murah iku? Nelongso?”

            “ngge, nopoo?”

            “ayah kangen sambele nelongso,..”

            “ngge teng mriki taaaa!!! Mbenjeng lho, kale ibuk kale adek-adek…” ada sedikit paksaan di sana. Kalian tau kan, orang yang merindu itu bisa berubah ganas jika ingin bertemu. (Hehehe)

            “ngonoa?”

            “nggeeee!!”

            “iyo wes insyaallah, mene sore ya….”

            “nggeee!!!” semangatku.

            “langsung ngguyu-ngguyu ngonoe Anna,”

            “ngge seneng ta disambangi. Ayah kan ngge lami mboten teng Malang.” Jawabku dengan bibir manyun, meskipun ayah tidak bisa melihatnya.

            “iyo wes,”

            Telphon ditutup lagi.


Sekitar jam setengah 3 WIB.

            .Dad

            Telphon lagi??

            “anna?”

            “ngge?”

            “Ayah ndek Malang, mari mbenakno handycam. Ayok nang nelongso.”

            “LHOH!! Sakiniki?”

            “iyo. Iki wes ndek taman balai kota, kate nang Anna. Tak enteni ndek nelongso wes ya,”

            “saestu ta ayah?!! Kulo dereng ados….”

            “gak usah ados wes, ayah kesusu…”

            “tapi mbenjeng teng mriki male kale ibuk kale adek-adek ngge?”

            “insyaallah, tak enteni ndek nelongso ya…”

            Ada kebahagiaan sekaligus sedikit kekecewaan karena ibu dan adek-adek tidak ikut. Padahal dari dulu aku sangat ingin makan bersama di nelongso.

            Telphon mati lagi. Aku langsung lari ke kamar mandi, mandi. Masa iya mau gak mandi? Percayalah, jadwal mandi semakin lambat jika sudah liburan. hahahah


            Di Nelongso…

            Kutelphon ayah.

            “ayah teng pundi?”

            “ayah ndek ndukor, nggolek nggen.”

            Nyari tempat? Ngapain? Cuma berdua mah bisa dimana aja.

            “kulo teng ngandap,”

            Beberapa saat kemudian, ayah turun dari tangga dalam dan menyusulku. Aku langsung mencium tangan ayah dan kedua pipi. Namun belum selesai aku bersalaman, hal yang mengejutkan terjadi!

            “DORR!!!” aku melihat adekku yang laki-laki lalu adekku yang perempuan. Menyusul kemudian ada ibuuuuk!!! Ada anaknya paman yang sering diasuh ibuk semenjak ibunya meninggal dan anaknya pamanku yang satunya.

            Satu kata, SPEECHLESS!!! Aku gak bisa ngomong apa-apa!!! Saking terkejutnya dan gak bisa definisiin bagaimana rasanya, ditulisan inipun aku juga tidak bisa membahasakannya.

            “surprise jare ayah. Maeng gak oleh kondo-kondo lek ibuk ambek adek-adek melok.”

            Aku melirik ayah yang tersenyum sambil menggerakkan kedua alisnya sedangkan adek-adek tertawa keras seakan berhasil dengan rencana mereka. Aku?? Aku tak bisa bilang apapun. Kalian bisa membayangkannya sendiri jika mau. Bertemu dengan keluarga yang sangat kalian rindukan, bagaimanakah rasanya?!?!

            Sudahlah. Aku tak perlu panjang lebar menjelaskan perasaanku. Yang jelas hari ini, malaikat telah berhasil menyampaikan kebahagian dari Tuhan padaku.


Malang, 14 Juli 2018



*maafkan kalau bahasasnya kurang tertata atau kalang kabut, karena aku hanya ingin segera menuliskannya saja.


0 komentar: