Istiqomah Mencintai "mu"
Ini tentang kisah kita. Kisah antara
aku dan ‘kamu’ yang sengaja dipertemukan. Apakah kamu ingat pertemuan pertama
kita? sebenarnya aku juga tidak terlalu mengingatnya. Tapi kurasa kita sudah
dipertemukan sebelum aku menghela nafas peertamaku di dunia ini. Rasanya aku
sudah bertemu denganmu saat aku masih berupa janin di perut ibuku… ^_^
Kisah kita berjalan biasa saja tanpa
ada yang istimewa hingga pada akhirnya ada magnet yang sangat kuat yang
menarikku padamu.
Jika pasangan lain sering berkata “kalau
cinta itu tak beralasan”, tapi bagiku mencintaimu adalah alasan terkuatku. Harus
ada alasan untuk cinta yang terasakan, iya kan? karena alasan itulah yang akan
membuat kita tetap bertahan. Dan aku memiliki seribu alasan untuk mencintaimu. Ah,
tidak. Aku memiliki lebih dari seribu alasan untuk mencintaimu. Tapi hanya satu
alasan besar yang membuatku tetap bertahan meskipun terkadang ada air mata yang
mengiringi perjalanan kita. Dan alasan itu karenamu membuatku merasa lebih dekat
dengan-Nya.
Yah. Aku tau tidak semua hubungan
berjalan dengan lancar. Begitupun dengan kisah kita.
Kata mereka, ‘cemburu adalah tanda
cinta’. Tapi kamu adalah tipe paling pencemburu yang pernah aku temui. Kamu selalu
marah setiap kali aku memperhatikan hal lain. Bahkan sehari tak kusapa, kesalmupun
tak bisa kuhindari. Seperti tali kekang kuda nih ya, baru kulonggarkan sedikit
saja kamu udah lari. Hhh, dan untuk meredakan kemarahanmu itu membutuhkan waktu
yang tidak sedikit. Tak bisakah kamu kurangi sedikit saja kadar cemburumu?
Kamu tau, pasangan lain tak ingin
yang lainnya melupakannya meskipun mereka berjauhan. Sedangkan kamu malah
membuatku melupakanmu saat aku baru selangkah saja menjauh darimu. Kamu tau
berapa waktu yang kuperlukan untuk mendekatimu kembali? Bahkan saat kita dekat
lagipun terkadang marahmu masih tersisa.
Namun…
Aku sadar. Sifat pecemburumu
itu adalah untuk kebaikanku. Kamu cemburu saat aku teralihkan oleh hal lain
selain kamu adalah caramu menunjukkan padaku betapa kamu mencintaiku. Caramu membuatku
melupakanku saat aku selangkah lebih jauh darimu adalah untuk meberitahuku kalau
kamu sangat merindukanku.Yah, kamu memang saksi yang paling banyak melihatku
menangis di hadapan Tuhan. Kamu adalah penguat saat aku mulai goyah. Kamu adalah
cahaya saat jalanku mulai gelap. Dan kamulah yang membuatku lebih
dekat dengan-Nya.
Tidak hanya terucap dibibirku,
maukah kamu tersimpan di hatiku?
Al-Qur’anku.
Dari yang mencintaimu,
An
0 komentar: