Selasa, 12 Desember 2017

Teruntuk Adik-Adik Tingkatku

Teruntuk adik-adik tingkatku yang manis.

Alhamdulillah, hari ini kalian sopan sekali ya. Sampai saya terkejut dan serasa pengen ngambilin kitab akhlak.
Kalian sangat peduli sekali sekali sama nilai, sampai dibelain rombongan ke asisten buat ngambil laporan. Saya kira tadi kalian mau ngajak aksi bela Palestina.
Saya terharu, kalian sampe nunjukin jari telunjuk kalian yang ternyata masih bisa lurus dan berbicara dengan nada tinggi. Semoga saja jari kalian tetap lurus ya. Sepertinya kalian mesti ikut paduan suara deh. Jika suara tinggi kalian tidak dimanfaatkan, kan sia-sia. Iya nggak?

Adik-adik tingkatku yang lugu.

Kita tau, kalian diam-diam membicarakan asisten di belakang. Iya kan?
Mau kukasih tau rahasia?
Ngurus proposal, revisi, laporan PKL dan hal lain di luar kampus aja udah melelahkan, buat apa kita nambah beban dengan ngurusi praktikum kalian?
Tapi sebagai kakak tingkat, kita juga mikir. Kasihan juga kalian praktikum tanpa ada yang ngedampingi. Apa perlu tahun depan kita usulkan praktikum tanpa asisten aja?

Jadi asisten itu gak mudah dek. Gak senganggur yang kalian kira. Kami mesti preparasi bahan-bahan kalian dan melakukan semua percobaan sebelum kalian praktikum. Jika ada yang tidak berhasil, kita harus mengulang dan menganalisa kira-kira apa yang membuat percobaan tidak berhasil. Setelah itu kita juga mesti nyari penyelesaiannya. Udah segitu aja? Enggak.
Waktu praktikum yang bisa kita gunakan untuk mengerjakan hal-hal lainnya, kita ikhlaskan untuk kalian yang terkadang praktikum seperti maen-maen. Jika ada kesalahan praktikum, siapa yang disalahin? Asisten. Jika praktikan rame, siapa yang disalahin? Asisten.
Selesai praktikum, kalian bisa santai. Tapi tidak dengan asisen. Kita mesti ngoreksi pre-tes dan laporan kalian yang ngerjainnya ngasal pokoknya ngumpulin.
Tulisan kalian yang bagus seringkali membuat kita ber-istighfar. Apalagi bakat mengarang kalian yang sepertinya bisa aja nyandingi Habiburrahman. Sebenarnya bisa saja kita memberikan nilai sekenanya agar laporan kalian segera dinilai. Tapi bukankah terlalu kejam jika tidak melihatnya satu-persatu? Jadilah kita berusaha menahan diri untuk tidak membanting laporan kalian yang isinya ngawur. Kita mengusahakan untuk memberikan apresisai nilai buat usaha kalian. Tapi jika nilai kasih sayang kita memang tidak sebanding dengan kengawuran kalian, mau gimana lagi?
Pas tau nilainya jelek, yang disalahin juga asisten. Bilangnya ngerjainnya sampai berdarah-darahlah, udah nyari dimana-mana gak ketemulah. Kalau emang gak ada, tulis aja gak ada. Gak usah ngarang trus ngambil daftar pustakanya orang dek. Daripada ngambil nama pengarang buku yang di dalamnya tidak ada tulisan yang kalian jadikan rujukan, mending rujukannya nama kalian aja sendiri deh. Misal, (Jannah, 2017). Kan lebih keren. Iya nggak?

Yang disalahin siapa? Asisten lagi.
Subhanallah. Kalian memang semangat sekali memperhatikan kami dek.

Teruntuk adek-adek tingkatku yang lucu.
Tahun depan, jangan daftar asisten ya dek. Meskipun dipaksa jangan deh. Kami khawatir nanti adik-adik kalian juga memperlakukan kalian seperti kami. Malah lebih parah.

Salam.

Asisten terjahat kalian.

2 komentar: