Haidar
Sebelum memulai kisahku, biasanya di novel-novel itu menjelaskan tokoh yang ada di dalamnya. Yaah, meskipun ini hanya novel amatiran dari kisah sederhanaku, gak ada salahnya kan aku menjelaskan tokoh-tokoh yang ada di kisahku??? Baiklah. Kita mulai.
Sebut saja namanya haidar, karena aku gak bisa menyebutkan nama aslinya. Dia adalah orang yang hebat dan sudah terbilang sukses saat ini. Gak lucu kan jika tiba-tiba nanti aku dituntut karena merusak nama baiknya dengan tulisanku? Karena aku yakin dia akan menjadi public figure nantinya. Mmm, karena haidar adalah tokoh utama dalam kisahku, sepertinya aku akan menguraikannya sedikit lebih panjang.
Haidar adalah teman sekelasku di MTs, kakak virtualku di akhir MTs, sahabatku di awal MA, dan pelabuhan hatiku di akhir MA. Sekarang? Sepertinya ia sudah menjadi harapan masa depanku. Meskipun aku tak tau seperti apa kisah ini akan berakhir. Sudah! Cukup dulu tentang perasaanku. Kita kembali pada haidar. Nah, haidar dilahirkan ditahun yang sama denganku yaitu 1996 meskipun ia beberapa bulan lebih tua dariku. Dari awal masuk MTs hingga lulus MA, ia tak pernah tak membanggakan sekolah dan pondok. Tak terhitung lagi berapa banyak penghargaan dan piala yang ia sumbangkan pada yayasan—sebenenrnya sih aku iri karena tak bisa sepertinya--. Tampan? Jujur enggak juga. Tapi tatapan dan ucapannya itu lho yang membuatku bisa kikuk seketika. Padahal biasanya aku termasuk cewek yang kalau ngomong sulit berhenti, meskipun dengan cowok sekalipun. Tapi jika haidar yang ngomong, cep! Lidahku langsung kelu. Hhh…
Tentang karakternya, sebenernya aku gak terlalu tau karena haidar memang sulit ditebak. Tapi yang jelas, haidar bukan tipikal orang yang mengumbar perasaannya –semisal aku contohnya—dan mengatakan apa yang ia rasakan dengan terang-terangan. Ia lebih menyukai tindakan tanpa mengatakan apapun. Nah, itu yang membuatku mencondongkan hatiku padanya meskipun sebenarnya aku sering bingung dengan apa yang sebenarnya ia rasakan. Dia mempunyai ambisi yang besar. Dia mempunyai banyak mimpi yang kuyakini dapat ia capai karena ia selalu mengejar mereka dan tak pernah putus asa. Sepertinya ia tidak punya kamus menyerah dalam kehidupannya. Ia mempunyai kecerdasan diatas rata-rata dan pribadi unik yang dapat membuat siapapun yang dekat dengannya menjadi tertarik. Jadi tak heran banyak anak-anak pondok yang memperbincangkannya. Apa lagi kalau soal merayu?? Waah, haidar pakarnya. Asli ngalahin drama korea. Pacar?? Entahlah. Aku hanya tau beberapa cewek yang pernah dekat dengannya di sekolah dan satu cewek dirumahnya. Empat?? Atau mungkin bisa lebih. Mungkin ini yang kata orang-orang kalau orang pintar itu gak bisa nahan nafsunya. Makanya haidar dekat dengan lebih dari satu cewek. Yaah, itu kekurangan haidar. Pasti kalian menganggap haidar playboy. Iya kan? Awalnya aku juga menganggapnya gitu. Tapi anggapan itu mulai berbeda di pertengahan MA. Saat 'persahabatan' kami smakin dkat, ia tak lagi berniat menggoda perempuan lain.(meskipun sebenarnya haidar memang suka goda siih... tapi si cewek yg sering nanggepi serius. Mungkin karena karakternya yg selalu friendly kali ya...,). Dan sejak saat itu deh kayaknya haidar mulai melakukan hal-hal yang berbeda padaku. Dan akhirnya...... yaaah, muncul deh ne rasa. Hahaha Mungkin kalian berpikir kenapa aku bisa segampang itu? Iya kan? Padahal sebenarnya kisah ini tak semudah itu lho... makanya baca ceritaku dulu ya...😁
Haidar adalah orang yang sangat perhatian dan penyayang. Ia sangat menyayangi keluarganya dan menghormati orang tuanya. Haidar anak ketiga dari lima bersaudaranya. Dan dia berada diurutan ketiga. Semua saudaranya laki-laki kecuali satu perempuan, yang nantinya akan menjadi sound hidup di hari-hariku selanjutnya. Dirumah, ia adalah gus karena orang tuanya punya madrasah Al-Qur’an dan kitab kuning. Keluarganyapun juga keluarga santri semua. Sekarang dia kuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan mempunyai TPQ sendiri disana. Kuliahnyapun ia dapat beasiswa. Kurang apa coba dia??
Baiklah. Itulah sepenggal sosok haidar yang akan menjadi pemeran utama dalam kasihku. Sosok yang menjadi alasanku untuk menulis. Jika ada hal yang belum kujelaskan, aku bisa menjelaskannya nanti. Ok?
Oh iya, kalau aku menyebutkan nama kokok’ nanti jangan heran ya… karena biasanya aku manggil dia kokok’. Aku? Dia manggil aku ‘manyun’. >_< Dari sekian banyak nama panggilaan kenapa harus manyun coba. Hhh,..
0 komentar: